Jokowi: Pemimpin Selanjutnya Harus Berani Jaga Kebijakan Majukan Bangsa

Jokowi: Pemimpin Selanjutnya Harus Berani Jaga Kebijakan Majukan Bangsa

NASIONAL, Zonaakurat.com – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan bahwa Indonesia membutuhkan pemimpin yang berani untuk menjaga kebijakan-kebijakan yang telah dibuat untuk memajukan bangsa, di antaranya terkait hilirisasi industri.

“Ke depan saya kira bukan tentang siapa presidennya. Paling penting menurut saya sanggup enggak (untuk) konsisten terhadap apa yang sudah kita mulai ini. Berani enggak, ini butuh keberanian.” ujar Presiden dalam pertemuannya bersama sejumlah media nasional, Kamis (10/07/2023), di Istana Merdeka, Jakarta.

Presiden menilai bahwa keberanian dan konsistensi tersebut di perlukan. Karena tantangan dan tekanan yang di hadapi oleh Indonesia ke depannya akan makin meningkat.

“Nanti butuh yang ke depan, karena tekanan-tekanannya menurut saya makin berat, nyali, keberanian. Yang kedua, konsistensi. Konsistensi itu saja sudah karena butuh daya tahan, butuh endurance,” ucapnya.

Kepala Negara juga menyebut bahwa kebijakan berani yang di lakukan oleh Indonesia seperti hilirisasi industri nantinya akan menghadapi tantangan yang tidak mudah. Presiden juga menyebut tantangan tersebut dapat berdampak terhadap ekonomi nasional sehingga di perlukan konsistensi untuk mempertahankan kebijakan yang telah ada.

Baca juga: Di optimalkan untuk Penataan Tenaga Non-ASN, Pemerintah Rekrut 572.496 ASN

Presiden memberi contoh saat Organisasi Perdagangan Dunia atau WTO memenangkan gugatan Uni Eropa soal keputusan Indonesia menyetop ekspor bijih nikel.

“Kita enggak akan berhenti meskipun di gugat,” tandasnya.

Lebih lanjut Presiden meyakini bahwa jika Indonesia bisa konsisten mempertahankan hilirisasi industri dalam beberapa tahun ke depan, maka Indonesia bisa menjadi negara maju.

“Hitungan saya, kalau kita konsisten terus seperti ini dalam kurun 15 tahun, tolong di hitung income per capita kita akan naik berapa. Saya yakin di atas 10 ribu Dolar AS. Artinya sudah masuk ke [kategori] negara maju karena income per capita untuk negara maju kan biasanya di atas 11 ribu Dolar AS,” ucapnya.

Turut mendampingi Presiden dalam pertemuan tersebut yakni Menteri Sekretaris Negara Pratikno. (BpmiSetpres/ly).